drive.google.com

Tugas Matakulia Etika


Budaya Rasa Malu dan Bersalah

Kesadaran etis dalam budaya rasa malu adalah tindakan yang menyikapi hal yang baik, buruk, benar atau salah, tergantung untung rugi (nama baik, status, dan jabatan dijaga). Kesadaran etis ini berasal dari luar atau dikontol oleh apa kata orang dan komunitas. Suatu tindakan kejahatan dikatakan buruk apabila diketahui oleh orang lain dan itu diungkapkan sehingga merusak nama baik. Akan tetapi, bila tidak diketahui orang tindakan atau perbuatan kejahatan itu, maka tidak dianggap buruk. Contohnya : pelecehan seksual terhadap seorang siswa oleh gurunya, tidak dilaporkan. Karena lebih menjaga nama baik, dan menghindari omongan orang, baik dari teman-teman kelas, keluarga dan tetangga.

Budaya rasa bersalah adalah kesadaran etis yang lahir dalam dirinya sendiri, dikontrol oleh hati nurani. Suatu tindakan atau perbuatan pelanggaran, kejahatan dan kesalahan yang disembunyikan dan ditutupi. walaupun tidak diketahui oleh orang lain, kecuali TUHAN, dan diri sendiri. Tetapi setiap pribadi yang melakukan kejahatan ini, merasa telah bersalah atau  melakukan kesalahan, karena hati nurani yang mengingatkannya. Contohnya : menyontek pada saat ujian mata kulia Etika, mencuri uang teman, dan mencuri karya orang lain. Merupakan tindakan kejahatan. Saat melakukan tindakan kejahatan  ini, tidak diketahui oleh orang lain. Namun dalam hati setiap pribadi yang melakukan perbuatan jahat tersebut merasa bersalah dan menyesal.

Budaya rasa malu dan bersalah, merupakan kesadaran etis yang memiliki kelebihan juga kekurangan. Budaya rasa bersalah; kesadaran etis yang dapat mengontrol diri sendiri (hati nurani). Namun budaya rasa bersalah harus dikenali, diakui, dikelolah dan diselesaikan dengan benar supaya jangan hanya penyesalan berkepanjangan yang  tiada artinya. Kesadaran etis dalam budaya rasa malu memiliki kelebihan yaitu orang lain dan komunitas membantu mengontrol diri. Akan tetapi kesalahan ditutupi. Budaya rasa malu dan bersalah menuntut setiap pribadi untuk menjaga sikapnya dalam menyikapi setiap tindakan, baik ketika ia sendiri dan tidak ada orang lain yang mengontrol dirinya, maupun ada bersama orang lain.

Kesadaran Etis menurut Lawrence Kholberg

Kesadaran etis menurut Kholberg adalah suatu tindakan etis yang mengalami pertumbuhan dalam pengambilan keputusan sesuai dengan usianya. Kesadaran etis ini, dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu : Moralitas Pra Konvensional  (tahap ini terjadi pada anak-anak), dimana mempengaruhi tindakan anak-anak berdasarkan apa yang dialaminya, dan dipengaruhi juga dari luar. Contohnya : Chinsa cepat pulang kampus dan tidak main-main dulu di rumah sahabatnya, karena takut dimarahi oleh ibunya dan dihukuma tidak diberi uang jajan. Irma rajin belajar karena ketika ia rajin belajar ia sering dipuji dan diberi hadia oleh ayahnya. Dunosel membantu Armin mengerjakan pekerjaan rumahanya dengan pertimbangan Armin mentraktirnya makan. Pada tahap ini seorang anak berbuat baik atau benar sesuai dengan apa yang dirasakannya bukan karena tindakan itu baik. Tapi karena pertimbangan mendapat hukuman, pujian bahkan keuntungan diri. Moralitas Konvensional, tahap ini seseorang sudah memiliki kesadaran dalam melakukan suatu tindakan yang baik sesuai dengan harapannya dalam suatu kelompok. Namun benar atau salah ditentukan oleh kelompok atau kumunitas dimana seseorang itu ada. Suatu nilai dan aturan sudah dibuat dalam komunitas, jika dilanggar atau tidak melakukan seperti yang ada di komunitas maka itu dianggap buruk. Contohnya :  Anton dalam komunitasnya atau kelompok persahabatannya semua adalah perokok. Dan Anton harus juga merokok karena jika tidak ia akan dikucilkan, ditinggalkan oleh komunitasnya. Veronika yang tinggal di kos-kosan dalam komunitas KBB (Kelompok Bertumbuh Bersama), yang sering berkumpul bersama, berbagi cerita firman Tuhan dan berdoa bersama. Veronika, menjaga sikapnya dan berusaha menyesuaikan diri dengan kelompok komunitasnya di mana ia ada. Supaya ia terus bersama dalam komunitas KBB. Moralitas Pasca/purna Konvensional, tahap ini terjadi pada orang dewasa. Dimana orang dewasa sadar bahwa ada aturan dan hukuman yang disepakati bersama dan harus dilaksanakan demi kebaikan bersama. Orang dewasa juga sudah mampu dan memiliki kesadaran etis dalam tindakannya karena dipengaruhi oleh hati nuraninya, dan tidak bergantung pada pengaruh dari luar. Mampu melakukan perubahan dalam dirinya, pantang melawan hati nurani berusaha melepaskan keegoisan diri untuk suatu nilai yang baik, menahan diri dan berusaha mengajak orang lain juga dalam membenahi diri. Contohnya : seorang dosen yang mengetahui temannya (sesama dosen), korupsi. Ia berusaha menegurnya secara pribadi, menasihati dan mendoakannya. Dan berusaha mengajak temannya untuk keluar dari bisnis korupsi tersebut.

Perkembangan setiap orang berbeda pada setiap peristiwa. Pada masalah tertentu seseorang bisa pindah ke moralitas pra konvensional, moralitas pasca konvensional dan konvensional. Ataupun mungkin seseorang terus hidup dalam kesadaran etis budaya rasa malu bahkan rasa bersalah. Tergantung bagaimana sesorang menyikapi kehidupan yang ia alami. Perkembangan setiap orang tidak lepas dari pengaruh orang tua, pendidikan dan lingkungan. Orang tua memiliki peran penting dalam pendidikan anak-anak sebelum anak-anak mengenal lingkungan. Perkembangan anak membutuhkan kesadaran etis orang tua dalam pendidikan anak dalam keluarga Kristen.

Tuhan Yesus memberkati.


WhatsApp Google Map

Safety and Abuse Reporting

Thanks for being awesome!

We appreciate you contacting us. Our support will get back in touch with you soon!

Have a great day!

Are you sure you want to report abuse against this website?

Please note that your query will be processed only if we find it relevant. Rest all requests will be ignored. If you need help with the website, please login to your dashboard and connect to support